Rabu, 20 April 2011

KITAB TAUHID

بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
الحمد لله الذي جعل التوحيد قاعدة الإسلام وأصله ورأسه،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا
عبده ورسوله، وصلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه ومن
اهتدى ديه. أما بعد :
auhid adalah pegangan pokok dan sangat
menentukan
bagi kehidupan manusia, karena tauhid
menjadi landasan bagi setiap amal yang
dilakukan.
Hanya amal yang dilandasi dengan
tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan
menghantarkan manusia kepada kehidupan yang
baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat
nanti.
Allah Ta’ala berfirman :
“Barang siapa yang mengerjakan amal
sholeh, baik laki laki maupun perempuan, sedang ia
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa
yang telah mereka kerjakan.” ( QS. An Nahl, 97 )
Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid
dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap
muslim memperlajarinya.
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti
bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah ;
bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional
tentang kebenaran wujud (keberadaan ) Nya, dan
wahdaniyah ( keesaan ) Nya, dan bukan pula
sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah
Allah ; bahkan mengakui keesaan dan
kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada
Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum jahiliyah
kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini
bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan
Penguasa alam semesta ini adalah Allah. ( Lihat Al
Qur’an 38 : 82, 31 : 25, 23 : 84-89 ). Namun,
kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah
menjadikan mereka sebagai makhluk yang
berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah .
Dari sini timbullah pertanyaan : “Apakah
hakekat tauhid itu ?”
Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada
Allah. Maksudnya yaitu: menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan
mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta,
harap dan takut kepadaNya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan
Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah
untuk menegakkan tauhid dalam pengertian
tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai
Rasul terahir, yaitu Nabi Muhammad . (
Lihat Al Qur’an 16 : 36, 21 : 25, 7 : 59, 65,73,85,
dan lain lain )
Maka buku dihadapan pembaca ini
mempunyai arti penting dan berharga sekali untuk
mengetahui hakekat tauhid dan kemudian
menjadikannya sebagai pegangan hidup.
Buku ini ditulis oleh seorang ulama yang giat
dan tekun dalam kegiatan da’wah Islamiyah. Beliau
adalah syekh Muhammad bin Abdul Wahab At
Tamimi, yang dilahirkan di Uyainah, tahun 1115 H
( 1703 M ), dan meninggal di Dir’iyyah (Saudi
Arabia ) tahun 1206 H ( 1792 M ).
Keadaan umat Islam - dengan berbagai bentuk
amalan dan kepercayaan - pada masa hidupnya,
yang menyimpang dari makna tauhid, telah
mendorong syekh Muhammad bersama para
muridnya untuk melancarkan da’wah Islamiyah
guna mengingatkan umat agar kembali kepada
tauhid yang murni.
Maka, untuk tujuan da’wahnya beliau
menulis sejumlah kitab dan risalah, yang
diantaranya :
1-Kasyf Asy Syubuhat
2-Tafsir Al fatihah
3-Tafsir syahadah “La Ilaha Illah”
4-Kitab Al kabair
5-Ushul Al Iman
6-Ushul Al Islam
7-Al Masa’il Al lati kholafa fiha Rasulullah
ahlal Jahiliyah
8-Aadab Al Masy-yi Ilash Sholah ( Ala
madzhabil Imam Ahmad bin Hambal.
9-Al Amru bil makruf wan Nahyu ‘anil Munkar
10-Mukhtashor Siraturrasul
11-Kitab tauhid alladzi huwa Haqqullah ‘alal
‘ibad.
Buku terahir inilah yang terjemahannya ada di
tangan pembaca.
Dan melalui buku ini, beliau berusaha untuk
menjelaskan hakekat tauhid, dan penerapannya
dalam kehidupan seorang muslim.
Dalam bab I, penulis menjelaskan hakekat
tauhid dan kedudukannya ; dalam bab 2 & 3
menerangkan tentang keistimewaan tauhid dan
pahala yang diperoleh darinya ; dalam bab 4
mengingatkan agar takut terhadap perbuatan yang
bertentangan dengan tauhid, serta
membatalkannya, yaitu syirik akbar, atau
perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid,
yaitu syirik ashghor ; dalam bab 5 menjelaskan
tentang kewajiban berda’wah kepada tauhid ; dan
dalam bab 6 menjelaskan tentang makna tauhid
dan syahadat “la Ilaha Illallah”.
Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas
hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan
tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang
hal hal yang dapat merusak dan menodai tauhid.
Untuk itu, pada bab bab berikutnya, penulis
berusaha menjelaskan berbagai macam bentuk
tindakan dan perbuatan yang dapat membatalkan
atau mengurangi kesempurnaan tauhid, dan
menodai kemurniannya, yaitu apa yang disebut
dengan syirik, baik syirik akbar maupun syirik
ahghor, dan hal hal yang tidak termasuk syirik
tetapi dilarang oleh Islam, karena menjurus kepada
kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan
tentang latar belakang historis timbulnya syirik.
Terahir, penulis menyebutkan dalil dalil dari Al
Qur’an dan As Sunnah, yang menerangkan tentang
keagungan dan kekuasaan Allah, untuk
menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang
paling berhak dengan segala ibadah yang dilakukan
manusia, dan Dialah Tuhan yang memiliki segala
sifat kemuliaan dan kesempurnaan.
Satu hal yang unik dalam metode pembahasan
buku ini, bahwa penulis tidak menerangkan atau
membahas tauhid dengan cara yang lazim kita
kenal dalam buku buku masa kini. Pada setiap bab,
penulis hanya menyebutkan ayat ayat Al Qur’an
dan hadits hadits serta pendapat pendapat ulama
salaf ; kemudian beliau menjabarkan bab-bab itu
dengan menyebutkan permasalahan permasalahan
penting yang terkandung dan tersirat dari dalil dalil
tersebut.
Akan tetapi, justru dengan demikian itulah,
buku ini menjadi lebih penting, sebab
pembahasannya mengacu kepada kitab dan sunnah
yang menjadi sumber hukum bagi umat Islam.
Mengingat amat ringkasnya beberapa
permasalahan yang dijabarkan oleh penulis, maka
dengan memohon taufiq Allah, penerjemah
memberikan sedikit keterangan dan penjelasan
dengan diapit oleh tanda dua kurung siku “[ … ]”
atau melalui catatan kaki.
Apa yang diharapkan oleh penulis bukanlah
sekedar mengerti dan memahami, tapi lebih dari
itu, yaitu : sikap dan pandangan hidup tauhidi yang
tercermin dalam keyakinan, tutur kata dan amalan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dalam
usaha mewujudkan ibadah kepada Allah dengan
semurni-murninya.
Hanya kepada Allah kita menghambakan diri,
dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan
Semoga sholawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga
dan para sahabatnya.
READ MORE - KITAB TAUHID Read more...

BAB 1

TAUHID [ HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA ]

Firman Allah : صلى الله عليه وسلم
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia
melainkan hanya untuk beribadah (1) kepada-Ku.”
(QS. Adz –Dzariyat, 56 ).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) “
(1 ) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta’ala dengan
mentaati segala perintah Nya dan menj auhi segala l arangan-Nya,
sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Dan
inilah hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ial ah
penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan
kepatuhan mutlak kepada Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan
cinta.
Ibadah berarti juga segala perkat aan dan perbuat an, baik lahir
maupun batin, yang dicintai dan diridloi oleh Allah. Dan suatu
amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati
dengan ikhlas karena Allah semata ; dan mengikuti tuntunan
Rasulullah saw.Beribadalah kepada Allah ( saja ) dan jauhilah
thoghut” (1) .” (QS. An – Nahl, 36 ).
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya,
dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan, dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al –
Isra’, 23- 24).
“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan
apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmua,
yaitu “ Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu
dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak
kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi
rizki kepadamu dan kepada mereka ; dan janganlah
kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji,
baik yang nampak diantaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya )
melainkan dengan sesuatu ( sebab ) yang benar.
Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu
kepadamu supaya kamu memahami ( nya ). Dan
janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecual i
dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai
ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dantimbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan
beban kepada seseorang melainkan sekedar
kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adi l, kendatipun dia
adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu ingat. Dan bahwa ( yang Kami perintahkan )
ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia ;
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan ( yang
lain ), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu
dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan
Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” ( QS. Al –
An’am, 151- 153).
Ibnu Mas’ud berkata : “Barang siapa yang
ingin melihat wasiat Muhammad yang tertera di
atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya
membaca firman Allah : “Katakanlah ( Muhammad
) marilah kubacakan apa yang diharamkan
kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu
berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh
inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka
ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti
jalan-jalan yang lain. (1) ”
Mu’adz bin Jabal berkata :

“Aku pernah diboncengkan Nabi di atas
keledai, kemudian beliau berkata kepadaku : “
wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah
yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan
apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh
Allah ?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya yang
lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak
Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya
ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan
tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun,
sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh
Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang
orang yang tidak menyekutukanNya dengan
sesuatupun, lalu aku bertanya : ya Rasulullah,
bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini
kepada orang-orang ?, beliau menjawab : “Jangan
engkau lakukan itu, karena hawatir mereka nanti
bersikap pasrah” ( HR. Bukhari, Muslim ).
Pelajaran penting yang terkandung dalam bab
ini :
1-Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah
.
2-Ibadah adalah hakekat ( tauhid ), sebab
pertentangan yang terjadi antara Rasulullah dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid
ini.
3-Barang siapa yang belum merealisasikan tauhid
ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah
(menghamba) kepada Allah . inilah sebenarnya
makna firman Allah :
ولا أنتم عابدون ما أعبد
“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah
penyembah (Tuhan) yang aku sembah” ( QS. Al
Kafirun, 3 )
4-Hikmah diutusnya para Rasul [ adalah untuk
menyeru kepada tauhid, dan melarang
kemusyrikan ].
5-Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh
umat.
6-Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [
mengesakan Allah saja].
7-Masalah yang sangat penting adalah : bahwa
ibadah kepada Allah tidak akan terealisasi
dengan benar kecuali dengan adanya
pengingkaran terhadap thoghut.
Dan inilah maksud dari firman Allah :
“Barang siapa yang mengingkari
thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar
benar telah berpegang teguh kepada tali yang
paling kuat” ( QS. Al Baqarah, 256 ).
8-Pengertian thoghut bersifat umum, mencakup
semua yang diagungkan selain Allah .
9-Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat
Al – An’am menurut para ulama salaf penting
kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran
penting, yang pertama adalah larangan berbuat
kemusyrikan.
10-Ayat ayat muhkamat yang terdapat dalam surat
Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan
firman Allah :
لا تجعل مع الله إلها آخر فتقعد مذموما مخذولا
“Janganlah kamu menjadikan bersama Allah
sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi
terhina lagi tercela” ( QS. Al Isra’ , 22 ).
Dan diakhiri dengan firmanNya :
ولا تجعل مع الله إلها آخر فتلقى في جهنم ملوما مدحورا
“Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah
sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya)
dicampakan kedalam neraka jahannam dalam
keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah )”
(QS. Al Isra’ , 39 ).
Dan Allah mengingatkan kita pula tentang
pentingnya masalah ini, dengan firmanNya:
ذلك مما أوحى إليك ربك من الحكمة
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan
Tuhanmu kepadamu” (QS. Al Isra’ , 39 ).
11-Satu ayat yang terdapat dalam surat An–Nisa’,
disebutkan didalamnya 10 hak, yang pertama
Allah memulainya dengan firmanNya:
واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا
“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah ( saja ),
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun.” ( QS. An – Nisa’ , 36 ).
12-Perlu diingat wasiat Rasulullah di saat akhir
hayat beliau.
13-Mengetahui hak hak Allah yang wajib kita
laksanakan.
14Mengetahui hak hak hamba yang pasti akan
dipenuhi oleh Allah apabila mereka
malaksanakanya.
15-Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian
basar para sahabat (1).
16-Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk
maslahah.
17-Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang
menggembirakan kepada sesama muslim.
18-Rasulullah merasa khawatir terhadap sikap
menyandarkan diri kepada keluasan rahmat
Allah.
19-Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia
tidak mengetahui adalah : “Allah dan Rasul-Nya
yang lebih mengetahui.
20-Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang
tertentu saja, tanpa yang lain.
21-Kerendahan hati Rasulullah , sehingga beliau
hanya naik keledai, serta mau memboncengkan
salah seorang dari sahabatnya.
22-Boleh memboncengkan seseorang diatas
binatang, jika memang binatang itu kuat.
23-Keutamaan Muadz bin Jabal.
24-Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat
penting.

READ MORE - BAB 1 Read more...

Selasa, 29 Maret 2011

BAB 2

KEISTIMEWAAN TAUHID
DAN DOSA DOSA YANG DIAMPUNI KARENANYA

Firman Allah :
“Orang orang yang beriman dan tidak menodai
keimanan (1) mereka dengan kedzoliman (
kemusyrikan ) (2), mereka itulah orang- orang yang
mendapat ketentraman dan mereka itulah orang
orang yang mendapat jalan hidayah”, ( QS. Al
An’am, 82).
Ubadah bin Shomit menuturkan :
Rasulullah bersabda :
" من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا
عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى
مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما
كان من العمل " أخرجاه
(1 ) Iman ialah : ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan,
diiringi dengan ketulusan niat karena Allah, dan dilandasi dengan
berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah .
(2 ) Syirik disebut kezholiman karena syirik adalah menempatkan
suatu ibadah tidak pada t empatnya, dan memberikannya kepada
yang tidak berhak menerimanya.
“Barang siapa yang bersyahadat (1) bahwa
tidak ada sesembahan yang hak ( benar ) selain
Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad
adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa
adalah hamba dan RasulNya, dan kalimatNya yang
disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari
padaNya, dan sorga itu benar adanya, neraka juga
benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya
kedalam sorga, betapapun amal yang telah
diperbuatnya”. ( HR. Bukhori & Muslim )
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan pula
hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda :
" فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك
وجه الله "
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka
bagi orang orang yang mengucapkan لا إله إلا الله
dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ( pahala
melihat ) wajah Allah”.
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri
bahwa Rasulullah bersabda :
" قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال
: قل يا موسى : لا إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون
(1 ) Syahadat ialah : persaksian dengan hati dan lisan, dengan
mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi
tuntutannya, baik lahir maupun batin.
“Musa berkata : “Ya Rabb, ajarkanlah
kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa
kepadaMu”, Allah berfirman :” ucapkan hai Musa لا
إله إلا الله ”, Musa berkata : “ya Rabb, semua
hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab :” Hai
Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh
penghuninya – selain Aku - dan ketujuh bumi
diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat لا إله
إلا الله diletakkan dalam timbangan yang lain,
niscaya kalimat لا إله إلا الله lebih berat
timbangannya.” ( HR. Ibnu Hibban, dan imam Hakim
sekaligus menshohehkannya ) .
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits ( yang
menurut penilaianya hadits itu hasan ) dari Anas
bin Malik ia berkata aku mendengar Rasulullah
bersabda :
“Allah berfirman : “Hai anak Adam, jika
engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa
sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam
keadaan tidak menyekutukanKu dengan
sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu
dengan membawa ampunan sejagat raya pula”.
Kandungan bab ini :
1-Luasnya karunia Allah .
2-Besarnya pahala tauhid di sisi Allah .
3-Dan tauhid juga dapat menghapus dosa.
4-Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al
– An’am.
5-Perhatikan kelima masalah yang ada dalam
hadits Ubadah.
6-Jika anda memadukan antara hadits Ubadah,
hadits Itban dan hadits sesudahnya, maka akan
jelas bagi anda pengertian kalimat لا إله إلا الله , juga
kesalahan orang-orang yang tersesat karena hawa
nafsunya.
7-Perlu diperhatikan syarat-syarat yang disebutkan
dalam hadits Itban, ( yaitu ikhlas semata-mata
karena Allah, dan tidak menyekutukanNya ).
8-Para Nabipun perlu diingatkan akan
keistimewaan .لا إله إلا الله
9-Penjelasan bahwa kalimat لا إله إلا الله berat
timbangannya mengungguli berat timbangan
seluruh makhluk, padahal banyak orang yang
mengucapkan kalimat tersebut.
10-Pernyataan bahwa bumi itu tujuh lapis seperti
halnya langit.
11-Langit dan bumi itu ada penghuninya.
12-Menetapkan sifat sifat Allah apa adanya,
berbeda dengan pendapat Asy’ariyah (1).
13-Jika anda memahami hadits Anas, maka anda
akan mengetahui bahwa sabda Rasul yang ada
dalam hadits Itban : “sesungguhnya Allah
mengharamkan masuk neraka bagi orang orang
yang mengucapkan لا إله إلا الله dengan penuh ihlas
karena Allah, dan tidak menyekutukanNya”,
maksudnya adalah tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatupun, bukan hanya mengucapkan
kalimat tersebut dengan lisan saja.
14- Nabi Muhammad dan Nabi Isa adalah
sama-sama hamba Allah dan RasulNya.
(1 ) Asy’ariyah adal ah salah satu aliran teologis, pengikut Syekh Abu
Hasan Ali bin Ismail Al Asy’ari ( 260 – 324 H = 874 – 936 M ).
Dan maksud penulis di sini ialah menetapkan sifat sifat Allah
sebagaimana yang disebutkan dalam Al qur’an maupun As
sunnah. Termasuk sifat yang ditet apkan adalah kebenaran adanya
wajah bagi Allah, mengikuti cara yang diamalkan kaum sala f
sholeh dalam masalah ini, yaitu : mengimani kebesaran si fat sifat
Allah yang dituturkan Al qur’an dan As sunnah t anpa t ahri f,
ta’thil, takyif dan t amtsil. Adapun Asy’ariyah, sebagian mereka
ada yang ment a’wilkannya (menafsirinya dengan makna yang
menyimpang dari makna yang sebenarnya ) dengan dalih bahwa
hal itu jika tidak dita’wilkan bisa menimbulkan tasybih (
penyerupaan ) Allah dengan makhlukNya, akan t etapi perlu
diketahui bahwa Syekh Abu Hasan sendiri dalam masalah ini
telah menyatakan berpegang teguh dengan madzhab salaf sholeh,
sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir
hidupnya, yaitu Al Ibanah ‘an ushulid diyanah (editor : Abdul
Qodir Al Arnauth, Bairut, makat abah darul bayan, 1401 H )
bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah
tindakan ta’wil yang dilakukan oleh orang orang yang
menyimpang dari madzhab salaf 15-Mengetahui keistimewaan Nabi Isa, sebagai
Kalimat Allah(1).
16-Mengetahui bahwa Nabi Isa adalah ruh diantara
ruh-ruh yang diciptakan Allah.
17-Mengetahui keistimewaan iman kepada
kebenaran adanya sorga dan neraka.
18-Memahami sabda Rasul : “betapapun amal yang
telah dikerjakannya”.
19-Mengetahui bahwa timbangan itu mempunyai
dua daun.
20- Mengetahui kebenaran adanya wajah bagi
Allah. 


READ MORE - BAB 2 Read more...

Peliharaan Q0w

My Profile

  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog