Rabu, 20 April 2011

KITAB TAUHID

بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
الحمد لله الذي جعل التوحيد قاعدة الإسلام وأصله ورأسه،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا
عبده ورسوله، وصلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه ومن
اهتدى ديه. أما بعد :
auhid adalah pegangan pokok dan sangat
menentukan
bagi kehidupan manusia, karena tauhid
menjadi landasan bagi setiap amal yang
dilakukan.
Hanya amal yang dilandasi dengan
tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan
menghantarkan manusia kepada kehidupan yang
baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat
nanti.
Allah Ta’ala berfirman :
“Barang siapa yang mengerjakan amal
sholeh, baik laki laki maupun perempuan, sedang ia
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa
yang telah mereka kerjakan.” ( QS. An Nahl, 97 )
Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid
dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap
muslim memperlajarinya.
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti
bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah ;
bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional
tentang kebenaran wujud (keberadaan ) Nya, dan
wahdaniyah ( keesaan ) Nya, dan bukan pula
sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah
Allah ; bahkan mengakui keesaan dan
kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada
Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum jahiliyah
kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini
bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan
Penguasa alam semesta ini adalah Allah. ( Lihat Al
Qur’an 38 : 82, 31 : 25, 23 : 84-89 ). Namun,
kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah
menjadikan mereka sebagai makhluk yang
berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah .
Dari sini timbullah pertanyaan : “Apakah
hakekat tauhid itu ?”
Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada
Allah. Maksudnya yaitu: menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan
mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta,
harap dan takut kepadaNya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan
Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah
untuk menegakkan tauhid dalam pengertian
tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai
Rasul terahir, yaitu Nabi Muhammad . (
Lihat Al Qur’an 16 : 36, 21 : 25, 7 : 59, 65,73,85,
dan lain lain )
Maka buku dihadapan pembaca ini
mempunyai arti penting dan berharga sekali untuk
mengetahui hakekat tauhid dan kemudian
menjadikannya sebagai pegangan hidup.
Buku ini ditulis oleh seorang ulama yang giat
dan tekun dalam kegiatan da’wah Islamiyah. Beliau
adalah syekh Muhammad bin Abdul Wahab At
Tamimi, yang dilahirkan di Uyainah, tahun 1115 H
( 1703 M ), dan meninggal di Dir’iyyah (Saudi
Arabia ) tahun 1206 H ( 1792 M ).
Keadaan umat Islam - dengan berbagai bentuk
amalan dan kepercayaan - pada masa hidupnya,
yang menyimpang dari makna tauhid, telah
mendorong syekh Muhammad bersama para
muridnya untuk melancarkan da’wah Islamiyah
guna mengingatkan umat agar kembali kepada
tauhid yang murni.
Maka, untuk tujuan da’wahnya beliau
menulis sejumlah kitab dan risalah, yang
diantaranya :
1-Kasyf Asy Syubuhat
2-Tafsir Al fatihah
3-Tafsir syahadah “La Ilaha Illah”
4-Kitab Al kabair
5-Ushul Al Iman
6-Ushul Al Islam
7-Al Masa’il Al lati kholafa fiha Rasulullah
ahlal Jahiliyah
8-Aadab Al Masy-yi Ilash Sholah ( Ala
madzhabil Imam Ahmad bin Hambal.
9-Al Amru bil makruf wan Nahyu ‘anil Munkar
10-Mukhtashor Siraturrasul
11-Kitab tauhid alladzi huwa Haqqullah ‘alal
‘ibad.
Buku terahir inilah yang terjemahannya ada di
tangan pembaca.
Dan melalui buku ini, beliau berusaha untuk
menjelaskan hakekat tauhid, dan penerapannya
dalam kehidupan seorang muslim.
Dalam bab I, penulis menjelaskan hakekat
tauhid dan kedudukannya ; dalam bab 2 & 3
menerangkan tentang keistimewaan tauhid dan
pahala yang diperoleh darinya ; dalam bab 4
mengingatkan agar takut terhadap perbuatan yang
bertentangan dengan tauhid, serta
membatalkannya, yaitu syirik akbar, atau
perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid,
yaitu syirik ashghor ; dalam bab 5 menjelaskan
tentang kewajiban berda’wah kepada tauhid ; dan
dalam bab 6 menjelaskan tentang makna tauhid
dan syahadat “la Ilaha Illallah”.
Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas
hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan
tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang
hal hal yang dapat merusak dan menodai tauhid.
Untuk itu, pada bab bab berikutnya, penulis
berusaha menjelaskan berbagai macam bentuk
tindakan dan perbuatan yang dapat membatalkan
atau mengurangi kesempurnaan tauhid, dan
menodai kemurniannya, yaitu apa yang disebut
dengan syirik, baik syirik akbar maupun syirik
ahghor, dan hal hal yang tidak termasuk syirik
tetapi dilarang oleh Islam, karena menjurus kepada
kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan
tentang latar belakang historis timbulnya syirik.
Terahir, penulis menyebutkan dalil dalil dari Al
Qur’an dan As Sunnah, yang menerangkan tentang
keagungan dan kekuasaan Allah, untuk
menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang
paling berhak dengan segala ibadah yang dilakukan
manusia, dan Dialah Tuhan yang memiliki segala
sifat kemuliaan dan kesempurnaan.
Satu hal yang unik dalam metode pembahasan
buku ini, bahwa penulis tidak menerangkan atau
membahas tauhid dengan cara yang lazim kita
kenal dalam buku buku masa kini. Pada setiap bab,
penulis hanya menyebutkan ayat ayat Al Qur’an
dan hadits hadits serta pendapat pendapat ulama
salaf ; kemudian beliau menjabarkan bab-bab itu
dengan menyebutkan permasalahan permasalahan
penting yang terkandung dan tersirat dari dalil dalil
tersebut.
Akan tetapi, justru dengan demikian itulah,
buku ini menjadi lebih penting, sebab
pembahasannya mengacu kepada kitab dan sunnah
yang menjadi sumber hukum bagi umat Islam.
Mengingat amat ringkasnya beberapa
permasalahan yang dijabarkan oleh penulis, maka
dengan memohon taufiq Allah, penerjemah
memberikan sedikit keterangan dan penjelasan
dengan diapit oleh tanda dua kurung siku “[ … ]”
atau melalui catatan kaki.
Apa yang diharapkan oleh penulis bukanlah
sekedar mengerti dan memahami, tapi lebih dari
itu, yaitu : sikap dan pandangan hidup tauhidi yang
tercermin dalam keyakinan, tutur kata dan amalan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dalam
usaha mewujudkan ibadah kepada Allah dengan
semurni-murninya.
Hanya kepada Allah kita menghambakan diri,
dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan
Semoga sholawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga
dan para sahabatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Peliharaan Q0w

My Profile

  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog